Mei 25, 2009

Kisah seputar UASBN

  Ujian  akhir sekolah Senin sampai Rabu  tanggal 11- 13 Mei  2009 aku mendapatkan tugas mengawas  UASBN di SDN Kedung Badak 1 sebuah sekolah yang berada di pojok  asrama polisi yang  sering disebut dengan asrama teplan, SD tersebut mengingatkan aku pada masa kecilku dengan sebuah rumah penjaga sekolah yang  berdiri pada sekitar tahun 1975 saat itu aku masih usia SD, tempat aku belajar dan sekolah.

Rumah dinas tersebut dibangun dari dana Inpres, saat bapak dan ibu masih bertugas di SDN Situ Ilir 1, Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor

Hari pertama aku mengawas aku datang yang pertama sebelum para pengawas lain datang, waktu menunjukkan pukul 06.30 aku disambut oleh seorang ibu kepala sekolah yang berusia kurang lebih 58 tahun aku tahu sebab beliau mengatakan ,”Ibu mah 2 taun deui oge bade pangsiun ,Neng”

Aku disambut oleh si Ibu kepala sekolah … siapa namanya ya… (gat au tuh, keterlaluan banget ya.. tiga hari mengawas tidak tahu nama Si Ibu...)

Aku masuk dan disambut dengan hangat dan di terima di sebuah kantor yang berasal dari rumah dinas penjaga sekolah yang berdiri pada jaman Inpres...bentuk rumah, dapur ruang tamu, kamar mandinya serta baunya punsungguh- sungguh mengingatkan aku pada masa kecilku....seperti dezavu... tapi itu kenyaataan.

Hari pertama aku dipasangkan dengan seorang guru muda yang sedang sukwan di SD Pondok Rumput 1, lagi- lagi aku lupa namannya. Hari ini kulalui tanpa ada sesuatu yang istimewa, aku hanya sekedar sharing tentang kehidupan yang intinya adalah hidup ini sebagai ibadah jadi harus di jalani dengan ikhlas.

Hari kedua Selasa, 12 Mei aku ingat hari ini adalah hari ulang tahun ”Pangeran”,tapi aku sengaja tidak mengirimkan SMS selamat ultah untuknya karena aku takut kecewa dengan jawabannya yang cuma ”Ok. Thanks alot ya..., sebab aku berharap ingin lebih dari itu atau ingin seperti jawaban yang pertama yang masih dan akan selalu kuingat bahkan masih menyimpannya sebelum Hpku hilang. Saat itu ia menjawab ”Thanks for your kindness and attention . that’s surprise for me. Nuhun (tahukah sobat saat itu aku langsung smile- smile alone, mendapat balasan seperti itu, sebab ketika temanku yang lain melakukan hal yang sama, sang pangeran cuma jawab “thanks mom, biar aja aku di bilang geer, I don’t care…

Kembali ke pengawasan UASBN, hari kedua berpasangan dengan seorang ibu yang sudah mau 2 tahun lagi pension dan sedang mempersiapkan sertifikasi otomatis bernama Ibu Sri… sri apa ya…Beliau seorang guru agama yang sangat istiqomah, (iyalah guru agama mah harus istiqomah atuh…aqu aja istiqomah he..) Beliau mengajariku tentang kehidupan dan hal- hal penting yang harus aku lakukan dalam mengarungi kahidupan terutama untuk masa depan anak- anakku antara lain aku harus selalu melaksanakan tahajud sebanyak 12 rakaat yang diawali dengan shalat taubat 2 rakaat dan diakhiri dengan witir, perbanyak membaca Al-Quran setiap pagi dan petang, dan memperbanyak dzikir juga membentengi iman. Ya Allah berilah aku kemudahan untuk melaksanakan hal tersebut, sebab hal- hal yang ia jalani sekarang ia telah berhasil menjadikan anak- anak bu Sri menjadi Sarjana semua dengan pekerjaan yang sangat mapan dan masih tetap menghormati dan menyayangi ibu bapakkya.

 

 Hari ketiga ketika aku harus mengawas  berpasangan dengan seorang ibu yang berasal dari Ambon dengan nama Bu Ann, atau Ibu Jianne Antapari, aku ngobrol mengenai asal- usulnya, ternyata setelah di telusuri, pertama  kali ia ditugaskan dari Ambon ia mendapat tugas di SD Cibening kecamatan Cibungbulang, aku memutar memoriku , dan teringat pada seorang guru yang berasal dari yogyakarta, yang sering membawakan aku susu skim yang berasal dari gereja katedral, yang bernama Ibu Kristina Wartini, ketika abu sebutkan nama tersebut ternyata ibu Ann mengenali Ibu Wartini tadi, setelah di usut dan aku menyebutkan nama ibu dan bapakku, ternyata Bu Ann ini sering berkunjung ke rumah masa kecilku di Desa Situ Ilir kecamatan Cibungbulang untuk mengunjungi ibu dan bapak, pantas saja aku merasakan aura masa kecilku  yang telah kulalui kurang lebih tiga puluh tahunan.

Hari ini pula disela- sela waktu aku mengawas tiba- tiba saja aku teringat pada pangeranku, karena aku mempunyai perasaan ingin sekali berbicara dengannya ya.. just for say hello,  tiba- tiba HP,SMS ku bergetar. Isinya adalah “Ceu ditanyain pangeran tuh… dst… sekali lagi ini adalah bukan kebetulan sebab Allah akan memberikan sesuatu sesuai dengan prasangka umatnya.

aku berprasangka ia ingat padaku..kejadiankan … sebab ini adalah yang kedua setelah aku ditelpon olehnya ketika aku sakit, sebelumnya aku merasakan dia dan dia membicarakan aku…

Satu minggu aku mengawas ujian kelas enam, tiga hari di SDN Kedung Badak 1, tiga hari berikutnya aku mengawas di sekolah, selama itu pula aku tidak pernah turun ke kelas 3 A untuk sekedar mengecek keadaan kelas, entah sengaja atau kebetulan yang pasti aku tidak ingin mencari – cari alasan untuk datang ke bawah, karena kelasku memang berada di bawah. Sesungguhnya aku sangat jenuh dengan pekerjaanku yang setiap harinya harus mengisi daftar hadir peserta senganyak tiga halaman dengan masing- masing menuliskan nomor dan nama peserta yang pararanjang, Sabtu adalah hari terakhirku mengawas, awalnya aku ingin membersihkan debu- debu kelasku tapi tiba- tiba harus meeting tentang EHB semester genap di ruang guru, jadilah aku membatalkan niatku.

Aku memasuki ruang pengawas untuk  makan siang bersama kawan- kawan pengawas sebelum meeting, tiba- tiba HPku berbunyi… “pangeran calling”… what happened my man…? Aku jawab sapaannya, dengan menembak bergaya narsis, ‘kangen ya…, ya sekedar menebak-nebak, pada moment ini yang sebenarnya biasa saja terjadi pada siapapun….akhir percakapan Pangeran bilang “ya…sono aja”, (kwew…kwew….)aku tahu dan yakin sekali itu dilakukan hanya untuk “have fun, seperti yang aku lakukan dan aku rasakan untuknya … aku hanya ingin ini semua terjadi untuk menghibur diri dari kejenuhan di sela- sela rutinitas kerja, and I hope nothing to loose