April 12, 2008


TAFAKUR

Seringkali aku berkata :
Ketika orang memuji milikku bahwa sesungguhnya ini hanya titipan,
Bahwa mobilku hanya titipan Nya,
Bahwa rumahku hanya titipan Nya, Bahwa hartaku hanyatitipan Nya,
Bahwa putraku hanya titipan Nya..., tetapi...... Mengapa Aku Tak Pernah Bertanya :
Mengapa Dia menitipkan padaku ?
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku ?
Dankalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini ?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku ?
Mengapa hatiku justruterasaberat ketika titipan itu diminta kembali oleh Nya.
Ketika semua itu diminta kembali kusebut itu sebagai MUSIBAH, kusebut itusebagai UJIAN, kusebut itu sebagai PETAKA, kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan bahwa itu adalah DERITA.
Ketika aku berdoa kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku, Aku ingin lebih banyak harta, ingin lebih banyak mobil, lebih banyak rumah,lebih banyak popularitas dan kekuasaan Dan...kutolak sakit, kutolak kemiskinan, Seolah... semua derita adalahhukumanbagiku,
Seolah Keadilan dan Kasih Nya harus berjalan seperti matematika.Aku rajin beribadah maka selayaknyalah derita menjauh dariku, dan nikmat dunia kerap menghampiriku. Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang dan bukanKekasih.Kuminta Dia membalas "Perlakuan Baikku" dan menolak keputusan Nya yang taksesuai keinginanku.Ya... Rabbi, padahal tiap hari kuucapkan " Hidup dan Matiku Hanyalah UntukBeribadah Kepada Mu" KETIKA LANGIT DAN BUMI BERSATU, BENCANA DAN KEBERUNTUNGAN SAMA SAJA "
ws rendra.

Tidak ada komentar: