Agustus 29, 2008

Resume Encouraging Kelly


ENCOURAGING KELLY





Dikutip dari bukuChiken Soup for The Teachers Soul” ditulis oleh Jack Canfiel and Mark Victor Hansen

Satu nilai Pendidik yang terbaik adalah kemampuan untuk memimpin murid- muridnya menjadi berhasil mendorong ketempat yang tidak pernah dilalui oleh pendidik sebelumnya

Thomas Groome

Hari pertama saya mengajar, saya ingin memberikan penampilan yang terbaik dan berkesan karena saya sudah dibayar untuk bekerja dengan penuh semangat pada sekelompok siswa yang berusia 4 tahun. Banyak orang tua yang mengantarkan anak- anaknya ke ruang kelas. Saya mencoba menenangkan tangisan anak- anak, kekhwawatiran ibu dan ketegangan ayah. Akhirnya saya mengajak anak- anak tersebut untuk duduk di karpet dan ketika kami siap untuk memulai melewati waktu pagi hari.
Kami membuat lingkaran untuk melakukan lagu berirama ”Old Mc. Donals” . Tiba- tiba pintu terbuka dan ada seorang wanita misterius dengan tenang mengamati ke dalam kelas Ia berdiri di sebelah pintu, saya mencoba tersenyum dan berbicara dengan anak- anak, walaupun sebetulnya saya sangat gugup. Siapakah wanita tersebut?Mengapa ia disini? Apa yang sebenarnnya ia hadapi? Ketika saya menoleh kembali ke pintu, ternyata ia sudah pergi.
Hari ini berjalan dengan lancar seperti biasanya, seiring berjalanya waktu anak- anak dan saya melakukan aktivitas fisik dan emosi yang mulai meningkat. Tiba- tiba atasan saya datang dan mengatakan untuk bertemu dengan saya hari ini juga.
Hatiku berdebar- debar. Apakah ada sesuatu yang dilakukan oleh perempuan yang telah mengamati kelasku tadi? Apakah ada yang salah dengan lagu yang telah aku pilih tadi? Apakah lingkaran lagu tadi terlalu panjang? Atau terlalu pendek? Ketika tiba di kantor perasaan saya mulai tak menentu. Saya memilih duduk di kursi yang paling pinggir, sambil menunggu jatuhnya sebuah keputusan. Direktur saya mengatakan wanita yang baru saja mengamati kelas saya tadi. Ia adalah orang tua potensial dan konsentrasi penuh terhadap sekolah, ia mengatakan bahwa anak perempuannya yang sejak lahir memiliki cacat bawaan sehingga ia harus memakai alat bantu penahan kaki dari bawah lutut, lalu bagaimana jika dimasukkan ke dalam kelas umum, karena ia membutuhkan bantuan untuk masuk dan keluar dari kelas.
Keseimbangannya mudah goyah, dan ia memiliki kecenderungan untuk jatuh jika berdesak- desakan di tempat yang datar sekalipun, sehingga kita harus selalu mengingatkan anak- anak lain agar berhati- hati jika berjalan di dekatnya karena jika terjadi sedikit saja kecelakaan akan menyebabkan ia terjatuh.
Direktur saya mengatakan bagaimana jika anak tersebut dimasukan di kelas reguler yang saya pimpin, sebagai anggota kelompoknya.
Saya kehilangan kata- kata, saya pikir ini sebuah keajaiban jika saya bisa bertahan selama lima belas tahun bekerja sebagai guru dan empat tahun hidup di Amerika Utara, kini saya harus melayani anak-anak dengan kebutuhan khusus?
Akhirnya saya menyetujui sebagai jawaban dan mencoba menerima anak tersebut di kelas saya sebagai suatu tangtangan yang harus dilalui.
Malam harinya saya tidak bisa tidur, saya gelisah sampai pagi hari, pagi haripun saya harus mengemudikan dengan perasaan yang tegang.
(dengan perut yang mulas- mulas).
Di sekolah kami berkumpul di atas karpet sebagai ritual dipagi hari,
Tiba- tiba pintu terbuka datanglah seorang ibu dengan menuntun seorang anak perempuannya. Ia memperkenalkan diri sebagai orang tuannya Kelly dengan hati- hati ia membawa Kelly duduk di atas karpet. Saya menatap Kelly ia pun manatapku, ”Selamat datang di kelas kami Kelly, Kami senang kamu bergabung di kelas ini.”
Hari pertama berjalan dengn lancar, Kelly hanya terjatuh dua kali. Setelah beberapa hari membimbing/ menuntun Kelly keluar masuk halaman, saya mulai berpikir, Mengapa tidak mendorongnya untuk ke luar dan masuk kelasnya sendiri saja? Saya berbicara kepada Kelly jika ia akan menuju pintu masuk dan pintu keluar, ia harus mencoba melakukannya sendiri, untuk pertama kali ia pun mampu melakukan sepuluh langkah, kami berdua bergetar, Tetapi para asistenku khawatir karena saya terlalu mendorong/ memaksa Kelly yang lemah untuk mulai berjalan. Tetapi mereka mempersilahkan saya untuk membawa Kelly keluar dari kelas dan duduk di kursi halaman agar mampu mengamati anak- nak lain yang sedang bemain dan berlari di halaman sekolah.”Hal ini akan lebih mudah dilakukan.” bisik Asistenku. Tetapi Kelly berkeras hati dan ingin sekali untuk memberikan hal yang terbaik yang ia lakukan.
Kami mulai memiliki tugas berat untuk berjalan setiap hari menuju aula. Mata saya berkedip ketika melihat Kelly yang bersalan tidak seimbang ia sulit mebimbangi tubuhnya yang terlalu miring ke kanan, tetapi ia hanya tertawa terkikih- kikih, dan mengatakan kepadaku tidak usah cemas, ia begitu baik dan sempurna melakukannya. Saya menghargai usahanya dan hanya mengamati di aula, kemudian saya mengulurkan lengan untuk membantu keseimbangannya.
Hari- hari berikutnya saya dan Kelly meneruskan untuk berjalan perlahan menyusuri koridor. Saya membuat catatan kemajuannya di dinding kelas. Setiap hari coretan kemajuannnya semakin banyak. Dan semakin jauh Kelly melangkah. Teman- teman Kelly memberitahukan dan bergembira karena Kelly sudah berhasil berjalan walaupun masih dengan susah payah.
Setelah beberapa minggu, Kelly berhasil melakuan latihan berjalan menuju halaman, ia menunjukkan perkembangan yang positif, ia berhasil dan mulai berani untuk bertepuk tangan dan mendapatkan pelukan- pekukan hangat, kebagai kehormatan untuknya asistenku menyediakan kue- kue kecil sebagai bentuk perayaan atas keberhasilan Kelly yang begitu hebat. Hari demi hari telah berlalu menjadi beberapa minggu, Kelly terus berjalan keluar halaman setiap pagi, tidak jarang kami membawa/memperlakukannya dengan bebas sebagaimana ia anak yang normal.
Satu minggu pada pertengahan bulan Desember Kelly tidak masuk beberapa hari. Saat Saya Telpon ke rumahnya, ia mengatakan bahwa.
Ia pergi ke Manhattan untuk pemeriksaan kesehatan tahunannya di dokternya.
Senin pagi, ketika ibunya mengantarkan Kelly ke sekolah, ia menanyakan apa yang yang saya lakukan pada Kelly, saya tidak mengerti, sehingga ada pertanyaanApakah anda memaksa agar Kelly bisa berjalan?”
Kaki Kely sangat lemah dan mungkin akan membutuhkan kursi roda sepanjang hidupnya. Saya bilang pada ibunya yang begitu santun dan lembut, bahwa saya hanya mendorongnya agar ia bisa berjalan sendiri ke halaman. Saya menjelaskan pula bahwa ia kelihatan senang jika berjalan sendiri. Ibu Kelly memaikan rok(baju perempuan) untuk menunjukkan padaku bahwa alat bantu yang terletak di kakinya kini telah berpindah pada pergelangan kakinya.
Kakinya telah mendapat latihan/ kemajuan lebih cepat beberapa bulan dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. ”Ia memdandangku dengan tangisan dimatanya. ”Saya tidak tahu harus bagaimana harus mengucapkan terimakasih dengan apa yang telah anda lakukan pada putri saya.” Saya memeluknya, merupakan satu kehormatan buat saya mendapatkan Kelly di kelas saya.
Tujuh belas tahun kemudian, saya masih berpikir jika teringat kembali pada Kelly yang telah membuatnya terjatuh dan berhasil berjalan. Ketika saya sedang merasa buruk saat mengajar dan ketika sedang baik saat mengajar,saya teringat dan berpikir tentang Kelly yang selalu tersenyum dan gembira seperti ketika ia berhasil melangkahkan kakinya dengan baik dan penuh keseimbangan berjalan ke luar dan masuk dengan baik. Ia memberikan hikmah satu langkah dalam menghadapi masalah, ia mengajariku bahwa jika tidak ada rintangan yang begitu besar dalam hidup pada masa yang akan datang. Anda hanya membutuhkan untuk menjaga pekerjaan tersebut dengan satu langkah dalam satu waktu.

Resume ini ditulis untuk mengikuti sayembara penulisan resume di Sekolah Bina Insani
(termasuk dalam 10 penulis terbaik/ urutan 8)

Tidak ada komentar: